Rabu, 22 Jun 2011

Lukisan Kehidupan Perantau

Mendung kelabu bergayut diwajah, Langit pun 
menangis disirami hati yang duka, Agar asa 
kembali padaMu tumbuh dihati, Manusia hidup 
diantara dua waktu, Masa lalu... 
Yang membuat kita ta`jub
Dan leka melihat daun yang berguguran, 
Sungai yg mengalir, Burung berkicauan, 
Bangunan pencakar langit, Keindahan dunia 
yg fana`, Masa mendatang hanya Allah 
yang tahu
Hari ini….
Demi masa terus dalam kerugiaan, 
Kegelapan kepada Nur, Daku masih mengira 
bintang, Menunggu matahari terbit
Dalam zulmat, Tanda qiamat hampir tiba
 
Dan aku masih di sini, Membilang langkah yg longlai
Kemana kaki ini melangkah tanpa zikrullah
Menggugah hati yg gelisah, Daku toleh kanan dan kiri
Masih menghitung hari dan membayangkan saat kematian....
Dakwah, usaha, tawakkal dan sabar,
Taslim hanya pada Allah swt..

Hari-hariku terus daku berjalan melakukan dosa 
dan noda, Tanpa ada rasa penyesalan, tangisan, 
ketakutan, ataupun kesedihan
Perantauanku jauh di bumi Anbia`… 
Padahal bekalku tidak mencukupi, Kekuatanku 
semakin rapuh… 
Sedang kematian terus mencariku, Aku tentu punya 
banyak sisa dosa, Yang aku tak mengetahuinya, 
Allah mengetahui dosa-dosaku yang tersembunyi 
Di saat bersendirian atau keramaian

Janganlah kau herdik orang asing,
Ketika sedang dalam perantauan
Kerana masa telah mengherdiknya,

Dengan kehinaan dan berbagai cobaan
 Daku harap redha kan tiba, Terang kan menjelma,
Biarkanlah aku tangisi jiwaku, dan meratapinya
Dan aku isi masa hidupku dengan muhasabah 
dan kesedihan, Biarkanlah ku usap linangan air mata, 
yang tak mau berhenti ini, Moga titisan air 
mata ini, dapat menyelamatkan daku dari azabMu?! 

1 ulasan:

  1. Salam,tuan,meminta pandangan/nasihat dari wanita berkaitan artikel yang di tulis di blog saya,silalah berkongsi bersamadi blog saya...semoga Allah melimpahi keberkatan pada puan.

    BalasPadam